Investasi saat pandemi
Gak bisa dipungkiri deh, masa pandemi Covid-19 ini adalah masa yang kelam bagi kita semua. Banyak orang yang mengalami depresi ringan hingga berat, mengalami pemotongan gaji, bahkan sampai ada yang kehilangan pekerjaannya. Di masa yang sulit ini kita harus pintar putar otak untuk bisa menambah pemasukan kita, atau paling tidak kita tidak kehilangan pemasukan utama kita.
Karena itu dengan pemasukan yang bisa jadi makin menyusut dan makin terbatas, kita juga tidak boleh lupa untuk menyisihkan pendapatan kita untuk investasi atau ditabung, meskipun hanya sedikit, tapi itu akan sangat berarti dikemudian hari nanti.
Gimana sih, pemasukan makin berkurang kok malah disuruh investasi dan nabung, pakai duit apa coba nabungnya?? Oke, gini deh langsung to-the-point aja, selama ini habis terima gaji, sebagian besar dari kita pasti akan langsung membuat alokasi dana dari gaji itu. Misal 30% buat bayar cicilan motor/mobil/rumah, 20% buat kebutuhan pokok, 15% buat transportasi, 15% buat entertain/jajan, 10% buat ditabung, dan 10% buat sedekah. Ya kan?
Nah berhubung masa pandemi nih ya, kita kan juga gak tahu kapan akan berakhir dan apa yang bakal terjadi esok hari. Mau tidak mau kita harus memaksa diri untuk lebih bijak dalam mengalokasikan dana kita. Misal untuk pengeluaran yang dapat kita perketat, harus kita buat seketat mungkin. Contoh alokasi dana untuk transportasi, jika kita bisa berhemat dengan kendaraan umum, bisa mulai kita lakukan sesegera mungkin. Atau untuk jajan, kita yang biasanya sering jajan es kopi seminggu 3x bisa lah kita kurangi jadi seminggu 1x, sisanya kita bikin sendiri biar lebih hemat. Kalau ada yang tidak memungkinkan untuk kita hemat, ya jangan dipaksakan. Tapi saya yakin jika kita benar-benar ada niat untuk berhemat, paling tidak kita bisa mendapatkan tambahan minimal 10% lagi untuk jadi tambahan tabungan kita.
Investasi dengan efektif
Investasi sebenarnya bisa dilakukan dengan banyak cara, paling banyak dilakukan orang dengan menaruh di saldo tabungannya di bank. Tapi tahu tidak, sebenarnya dengan membiarkan uang ada di saldo tabungan kita, hal ini akan membuat kita dengan mudah terpancing untuk timbul sifat konsumtifnya. Kenapa? ya karena ketika kita akan menarik dana dari ATM misalnya, kita akan melihat saldo tabungan kita ohh masih ada lumayan, kadang secara tidak sadar saldo itu akan ‘terpakai’.
Ada juga orang yang menyediakan 2 rekening tabungan, jadi rekening yang 1 lagi khusus untuk menabung saja, tidak dibuatkan kartu ATM dengan harapan uang hanya bisa masuk, dan untuk menariknya butuh effort ekstra ke bank agar bisa ditarik saldonya. Perlu diakui cara ini lumayan efektif juga, tapi masih ada kurangnya, tiap bulan kita malah harus bayar biaya administrasi dobel ke bank. Ya kalau begitu disimpan aja di rumah, eitss.. disimpan di bank aja masih bisa kepakai secara tidak sengaja kok, apalagi kalau disimpan di rumah.
Nahh.. karena itu, kali ini coba saya kenalin kalian sama cara nabung yang cukup efektif yang sudah saya coba dan jalani selama beberapa tahun belakangan ini. Kita tabung uang kita ke reksadana. Pasti kalian sudah gak asing lagi kan..
Kenapa investasi reksadana?
Ada beberapa alasan kenapa saya sangat rekomendasikan untuk menabung di reksadana. Saya buat poin-poin saja ya biar enak :
1. Bunga lebih tinggi daripada bunga bank, bahkan untuk reksadana dengan bunga paling kecil sekalipun.
2. Tidak ada biaya administrasi bulanan.
3. Bisa disesuaikan dengan jumlah uang yang ada, bahkan 10ribu rupiah-pun bisa.
4. Kita bisa pantau perkembangan dana kita secara langsung, sehingga bisa memicu keinginan kita untuk menabung dengan lebih rajin.
5. Ada jenis reksadana syariah juga.
6. Proses penarikan dana tidak bisa instan, jadi mengurangi kemungkinan kita untuk menjadi konsumtif.
7. Reksadana dikelola oleh sekelompok orang ahli di bidangnya yang biasa disebut Manajer Investasi. Jadi dana tabungan kalian di reksadana pasti aman.
Sebenarnya reksadana itu juga ada beberapa macam, seperti :
1. Reksadana pasar uang (RDPU), alokasi dananya di pasar uang (deposito).
2. Reksadana obligasi (RDO), alokasi dananya di surat pinjaman korporasi/pemerintah.
3. Reksadana saham (RDS), alokasi dananya di pasar saham.
Semuanya juga ada jenis yang syariah-nya kok.
Jadi harus pilih yang mana dong? Kalau menurut saya, sesuaikan dengan tujuan kamu menabung untuk jangka waktu berapa lama. Kalau RDPU cocok untuk jangka waktu kurang dari 5 tahun, karena return-nya cenderung stabil meskipun kecil. RDO bisa dipilih untuk jangka waktu menengah 3-7 tahun, return-nya relatif stabil dan lebih besar daripada RDPU, tapi memiliki sedikit resiko penurunan harga. Sedangkan RDS cocoknya untuk jangka waktu diatas 5 tahun, karena harganya sangat fluktuatif jadi bisa saja sebelum 5 tahun harganya malah turun atau belum naik karena mengikuti harga pasar saham.
Solusi praktis dan mudah
Sekarang kita sudah bisa menjumpai banyak startup baru yang menawarkan investasi reksadana. Tapi kali ini saya coba kenalkan dengan salah satu aplikasi yang namanya Bibit. Kenapa Bibit? jawabannya simple, karena saya sudah pakai sendiri beberapa tahun belakangan ini, dan terbukti Bibit menawarkan fitur dan benefit yang lebih dibandingkan yang lainnya.
Contohnya : untuk pemula, kita akan sangat dimudahkan dengan fitur robot-nya. Robot ini dapat secara otomatis membaca perilaku dan profil resiko kita dari beberapa pertanyaan yang diajukan, sehingga dapat memilihkan alokasi dana yang paling optimal di reksadana yang mana saja dengan persentase yang paling optimal. Jadi sekali investasi tidak hanya di 1 jenis reksadana saja, si-robot akan langsung mengalokasikan dana kita ke 3 jenis reksadana tadi, sehingga hasil investasi/tabungan kita jadi optimal. Tapi kalau kita mau pilih sendiri beli reksadana yang mana juga bisa kok.
Selain itu, sistem penyetoran dana ke Bibit juga sangat mendukung komitmen kita untuk menabung. Seperti yang sudah kita bahas di awal tadi, kita harus lebih ketat dengan pengeluaran kita. Jadi kalau saya, misal : hari ini teman ngajak beli kopi nih, saya bisa tolak dan bikin kopi sendiri biar lebih hemat. Nah uang kopi tadi, misal 1 es kopi sekitar 30ribu, bisa langsung kita setor ke Bibit, karena 10ribu-pun kita sudah bisa setor ke Bibit. Untuk setor ke Bibit juga sangat mudah, gak perlu transfer ATM juga bisa. Kita biasa jajan pakai ojek online kan ya? nah itu, Bibit juga bisa dibayar pakai GoPay dan LinkAja. Jadi batal pencet GoFood, langsung pencet Bibit aja.. 😀
Inilah salah satu trik paling efektif untuk menabung bagi saya, karena pengeluaran remeh seperti ini, pada akhirnya kalau di total, bisa jadi lumayan besar juga.
Mulai dari sekarang
Nah tunggu apa lagi, kalau kata startup hijau : ‘mulai aja dulu..’
Memang kalau kita tidak segera mulai dari langkah kecil, kita tidak akan pernah mencapai ke langkah besar. Toh kita menabung kan juga untuk diri kita sendiri kan. hahahah.. Saya cuma bisa sharing pengalaman pribadi, siapa tahu bisa bermanfaat untuk kalian juga.
O ya, sebagai support untuk langkah awal kalian. Coba deh pakai kode referal : sgunsgun pada saat daftar di aplikasi Bibit. Kalian akan langsung dapat tambahan saldo 25ribu yang dapat dipakai untuk beli reksadana. Lumayan kan daripada gak dapat sama sekali. 😉
Views: 14
Leave a Reply